Toleransi Antar Umat Beragama di Indonesia | Softskill | Ilmu Sosial Dasar.
Kemudian sejak pukul 08.00 WIB hingga siang, umat Buddha maupun umat Islam yang tinggal di lereng Merbabu mulai berdatangan di sekitar gereja tersebut. Umat Islam yang datang kebanyakan memakai baju muslim. Sedangkan bagi umat Buddha, kebanyakan memakai baju warna putih dan bawah warna hitam. Mereka menunggu di jalan kampung sekitar gereja hingga ibadah selesai. Setelah ibadah selesai, puluhan umat Kristiani yang ada di Dusun Thekelan keluar dari gereja, kemudian berdiri berjajar di jalan kampung dengan deretan perempuan berdiri di sebelah kiri dan laki-laki berdiri di sebelah kanan. Di sekitar ini, juga dipasang spanduk besar bertuliskan "Keluarga Besar Umat Buddha dan Islam Dusun Thekelan, mengucapkan Selamat Natal 2018 dan Tahun Baru 2019".
Sebelum umat Buddha maupun umat Islam mengucapkan Selamat Natal bagi umat Kristiani, terlebih dahulu disampaikan sambutan oleh tokoh masyarakat. Yang pertama memberikan sambutan Kepala Dusun Thekelan Supriyo, dilanjutkan sambutan dari tokoh agama Buddha, Citro Sukarmin dan tokoh agama Islam, Satiman.
Kami mengucapkan selamat Natal bagi umat nasrani, semoga menambah berkah. Kami juga mengucapkan selamat Tahun Baru bagi semua warga masyarakat," kata Supriyo di sela-sela natal bersama di Dusun Thekelan, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Rabu (26/12/2018). Atas nama Pemerintah Desa, mengucapkan terima kasih rasa toleransi, semua umat bisa berkumpul. Kebaikan hubungan manusia dan manusia dijaga sebaik-baiknya," katanya. Demikian halnya, tokoh agama Buddha, Citro Sukarmin dan tokoh agama Islam, Satiman, sama-sama mengucapkan, Selamat Hari Natal Untuk itu, umat Buddha dan Islam, kemudian menyalami umat Kristiani yang telah berdiri berjajar di jalan kampung tersebut. Sambil menyalami, mereka mengucapkan, "Selamat Natal". Demikian halnya, setelah laki-laki umat Buddha maupun Islam menyalami laki-laki umat Kristiani yang laki-laki selesai, kemudian berputar gantian menyalami yang perempuan. Tak jarang warga yang menyalami dan mengucapkan Selamat Natal inipun terharu.
Pendeta Petrus Sukiman mengatakan, saat melangsungkan ibadah merasa tenang, nyaman dan aman. Menurutnya, apa yang disampaikan umat lain di Thekelan sangat positif. "Ini sangat positif sebagai warga negara terdiri dari beragam suku, agama dan ras, di sini sangat positif membangun bersama warga. Saat kami membangun gereja dikerjakan bareng-bareng dengan bergotong royong," ujarnya. Harapan kami, situasi ini terus dijaga, makin kompak dan bersatu. Kami menyebut Thekelan merupakan Indonesia mini, contoh toleransi. Daerah lain untuk belajar tentang toleransi di Thekelan," ujar dia. Sekadar diketahui, mayoritas warga Dusun Thekelan beragama Buddha, kemudian disusul Islam dan Kristiani. Adapun jumlah KK ada 220 dan sebanyak 720 jiwa. Dusun ini juga merupakan salah satu base camp pendakian menuju Gunung Merbabu.
Sumber :
Indahnya Kerukunan Beragama | detik.com
Komentar
Posting Komentar